Pengarang Qosidah Burdah
MARTIZAINFO_ Qasidah Burdah adalah salah satu karya paling populer dalam khazanah sastra Islam yang dikarang oleh ulama besar yaitu Al-Bushiri yang nama lengkapnya Sarafuddin Abu Abdillah Muhamad bin Abdullah as Shanhaji al Bushiri. beliau seorang sufi besar dari pengikut Thoroqoh Syadziliyah sekaligus sebagai murid dari beliau Sulthanul Auliya Syeh Abul Hasan Asy-Syadzily RA. Baca Juga : Sejarah Wali Songo Lengkap
Syeh Al-Bushiri lahir Pada Tahun 610 Hijriyah / Tahun 1213 M di Maroko beliau banyak berguru beberapa ulama tasawuf seperti Abu Hayyan, Abu Fath bin Ya'mari dan al-Iz bin Jama'ah al Kanani al Hamawi. dan belajar Thoriqot sufi pada beliau Syeh Abul Hasan Asy- Ayadzily.
pada perjalanan spritualnya pada masa anak anak bushiri dikenal dengan orang yang wara' (takut dosa), pada suatu ketika beliau akan diangkat menjadi pegawai pemerintahan di kerajaan mesir, beliau menolak karena banyak prilaku pengawai mesirnya yang tidak sesuai hati beliau.
Asal Usul Qosidah Burdah
Kisah dari pengarangan syair Burdah yang terkenal sekarang ini, bahkan banyak yang dijadikan materi sufi. yaitu menurut cerita muncul ketika beliau sedang sakit lumpuh, atau sakit yang diderita dengan sebutan "angin merah" ditempat pembaringanya beliau menulis kasidah Burdah dan membacanya beberapa kali hingga tertidur, dan dalam tidurnya beliau tersebut. ia bermimpi bertemu Rasulullah dan kemudia Rasulullah mengusap mukanya, setelah itu Bushiri pun terbagun dan ia bisa berjalan. atau sakit lumpuhnya sembuh.
Dalam riwayat lain diceritakan, ketika beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW, Bushiri sempat bercakap cakap dengan Nabi, lalu Bushiry membacakan karyanya pada bait ke 51 " wamabal-aghul ilmi an nahu masyarun tidak bisa meneruskan kata katanya , Rasulullah meyuruh meneruskan " dijawab saya tak mampu lagi, kemudian Rasulullah menyempurnakan bait itu dengan kalimat " wa annahu khayri kholqillahi kullihimi.
Karya Al-Bushiri memang bukan cuman karya biasa tapi memilik keindahan kata kata bahkan arti dari syair tersebut pun memiliki maghnetspritual yang tinggi bagi pembacanya dan yang mendengarkan, bahkan ada ulama yang mengatakan jika sering dibaca akan memiliki keutamaan yang besar dan fadhilah yang banyak.
Dr. Zaki Mubarok ahli sastra Arab dan mesir dalam skripsinya Al Madaihun Nabawiyah menyebutkan bahawa gaya puisi al-Burdah banyak mempengaruhi karya karya kemudian, al-Bushiri sebetulnya tak hanya terkenal dengan karya burdahnya saja ia juga dikenal dengan seorang yang ahli fikih dan ahli kalam, namun burdah telah menengelamkannya untuk dikenal sebagai seorang sufi besar yang memiliki banyak murid.
Syair Burdah
Bab Pertama
أَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ
بِذِيْ سَــــلَــمٍ ۞ مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَيْ مِنْ مُقْلَةٍ
بِـــدَمِ
"Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam. # Kau campurkan air mata di pipimu dengan darah"
أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ
تِلْقَاءِ كَاظِمَـــةٍ ۞ وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِيْ الْضَمَآءِ
مِنْ إِضَـمِ
"Ataukah karena angin berhembusan dari arah kazhimah # Dan kilat berkilau di lembah Idlam dalam gulita malam"
فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ
اكْفُفَا هَمَتَــا ۞ وَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ
يَهِـــــمِ
"Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah # Mengapa bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah."
أَيَحَسَبُ الصَّبُّ أَنَّ
الْحُبَّ مُنْكَتـــِمٌ ۞ مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمضْطَــــرِمِ
"Apakah sang kekasih kira bahawa tersenbunyi cintanya # Diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora."
لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ
دَمْعاً عَلَي طَـلَلٍ ۞ وَلاَ أرَقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلـَـــمِ
"Jika bukan karena cinta takakan kau tangisi puing rumahnya. # Takakan kau bergadang untuk ingat pohon Ban dan Alam.
فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُباًّ بَعْدَ
مَا شَــهِدَتْ ۞ بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ
وَالسَّـــقَمِ
"Dapat Kau Pungkiri cinta, sedang air mata dan derita # Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta"
وَأَثْبَتَ الْوَجْدُ خَطَّيْ
عَبْرَةٍ وَّضَــنىً ۞ مِثْلَ الْبَهَارِمِ عَلَى خَدَّيْكَ
وَالْعَنَــــمِ
"Kesediahan mu timbulah dua garis tangis dan kurus lemah # Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah"
نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى
فَأَرّقَنِي ۞ وَالْحُبّ يَعْتَرِضُ اللّذّاتَ
بِالَلَــــــمِ
"Memang terlintas diri dalam mimpi hingga kuterjaga # Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita.
يَا لَا ئِمِي فِي الهَوَى
العُذْرِيِّ مَعْذِرَةً ۞ مِنّي إِلَيْكَ وَلَوْ أَنْصَفْتَ لَمْ
تَلُمِ
"maafkan aku untuk mu wahai para pencaci gelora cintaku # Seandainya kau bersikap adil takakan kau cela aku.
عَدَتْكَ حَـــالِـي لَاسِرِّيْ
بِمُسْتَتِرٍ ۞ عَنِ الْوِشَاةِ وَلاَ دَائِيْ بِمُنْحَسِــمِ
"Kini kau tahu keadaanku , pendusta pun tau rahasiaku # padahal tidak juga kunjung sembuh penyakitku.
مَحّضْتَنِي النُّصْحَ لَكِنْ لَّسْتُ
أَسْمَعُهُ ۞ إَنّ الُحِبَّ عَنِ العُذَّالِ فِي صَمَمِ
"Begitu tulus nasihatmu tapi tak kudengar semuanya # karena untuk para pencaci, sang pencinta tuli telinganya"
إِنِّى اتَّهَمْتُ
نَصِيْحَ الشّيْبِ فِي عَذَلِي ۞ وَالشّيْبُ أَبْعَدُ فِي نُصْحِ عَنِ التُّهَمِ
"Aku kira ubanku pun turut mencelaku. # Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkan ku"
Bab Kedua
فَإِنّ أَمّارَتِ بِالسّـوءِ مَا
اتّعَظَتْ ۞ مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشّيْبِ وَالَهَرَمِ
"Sungguh nafsu amarahku pada nasehat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya."
Adanya
peringatan berupa uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja.
وَلَا أَعَدَّتْ مِنَ الفِعْلِ
الَجَمِيْلِ قِرَى ۞ ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِي غَيْرَ مُحْتَشِمِ
"Nafsu amarahku tak mampu bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai.# Untuk menyambut kedatangan tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala nan tiada malu lagi."
لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّـي مَــا
أُوَقّـــــــــِرُهُ ۞ كَتَمْتُ سِرًّا بَدَا لِيْ مَنْهُ
بِالكَتَمِ
"Jikalau aku tahu bahwa diriku tak mampu menghormat tamu.# Maka lebih baik kusembunyikan diriku dengan cara menyemir uban dikepalaku"
مَنْ لِي بِرَدِّ جِمَاحٍ مِنْ غَوَايَتِهَا ۞ كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الَخَيْلِ بِاللُّجُمِ
"Siapakah gerangan? Sanggup mengendalikan nafsuku dari kesesatan.# Sebagaimana kuda liar yang terkendalikan dengan tali kekangan"
فَلاَ تَرُمْ بِالْمَعَاصِيْ
كَسْرَ شَهْوَتِهَا ۞ إِنّ الطَّعَامَ يُقَوِّيْ شَهْوَةَ النَّهِمِ
"Jangan kau berharap, dapat mematahkan nafsu dengan maksiat.# Karena makanan justru bisa perkuat bagi si rakus makanan lezat."
وَالنّفْسُ كَالطّفِلِ إِنْ
تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى ۞ حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
"Nafsu bagaikan bayi, bila kau biarkan akan tetap suka menyusu.# Namun bila kau sapih, maka bayi akan berhenti sendiri"
فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ
أَنْ تُوَلِّيَهُ ۞ إِنّ الْهَوَى مَا تَوَلَّى يُصِمْ أَوْ
يَصِمِ
"Maka palingkanlah nafsumu, takutlah jangan sampai ia menguasai-nya # Sesungguhnya nafsu, jikalau berkuasa maka akan membunuhmu dan membuatmu tercela"
وَرَاعِهَا وَهْيَ فِيْ الأَعْمَالِ
سَآئِمَةٌ ۞ وَإِنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ الْمَرْعَى فَلاَتُسِمِ
"Dan gembalakanlah nafsu, karena dalam amal nafsu bagaikan hewan ternak.# Jika nafsu merasa nyaman dalam kebaikan, maka tetap jaga dan jangan kau lengah"
كَمْ حَسّنَتْ لَذّةً لِلْمَـــــــرْءِ
قَاتِلَةً ۞ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنّ السَّمَّ فِي
الدَّسَمِ
"Betapa banyak kelezatan, justru bagi seseorang membawa kematian. # Karena tanpa diketahui, adanya racun tersimpan dalam makanan
وَاخْشَ الدَّسَائِسَ مِنْ جُوعٍ وَّمِنْ
شَبَعِ ۞ فَرُبّ مَخْمَصَةٍ شَرُّ مِنَ التُّخَمِ
"Takutlah terhadap tipu dayanya lapar dan kenyang.# Sebab sering terjadi rasa lapar lebih daripada kenyang"
وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ
عَيْنٍ قَدِ امْتَلَأَتْ ۞ مِنَ الْمَحَارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَةَ النَّدَمِ
"Deraikanlah airmata, dari pelupuk mata yang penuh noda dosa
Peliharalah
rasa sesal dan kecewa karena dosa"
وَخَالِفِ النّفْسَ وَالشّيْطَانَ
وَاعْصِهِمَا ۞ وَإِنْ هُمَا مَحّضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ
وَلاَ تُطِعْ مِنْهُمَا خَصْمًا
وَلاَحَكَمًا ۞ فَأَنْتَ تَعْرِفُ كَيْدَ الخَصْمِ وَالْحَكَمِ
"Janganlah engkau taat kepada mereka nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim # Sebab engkau sudah tahu dengan nyata, bagaimana tipu dayanya dalam musuh dan menghukumi
أَسْتَغْفِرُ الَّلهَ مِنْ قَوْلٍ
بِلاَعَمَــلٍ۞ لَقَدْ نَسَبْتُ بِهِ نَسْلً لِذِي عُقُمِ
"Kumohon pengampunan kepada Allah, atas ucapan yang tanpa mengamalkan # Sungguh.. hal itu laksana orang mandul tak berketurunan"
أَمَرْتُكَ الْخَيْرَ لٰكِنْ مَا
ائْتَمَرْتُ بِهِ ۞ وَمَا
اسْتَقَمْتُ فَمَا قَوْلِ لَكَ اسْتَقِمِ
"Engkau ku perintah lakukan amal kebaikan, namun aku sendiri enggan mengerjakan # Maka tiada berguna ucapanku agar kau berlaku benar, sedangkan diriku sendiri dalam kelalaian"
وَلاَ تَزَوّدْتُ قَبْلَ المَوْتِ
نَافِلَــةً ۞ ولَمْ
أُصَلّ سِوَى فَرْضٍ وَلَمْ أَصُمِ
"Dan diriku tiada menambah amal kebaikan dalam kesunahan, sebelum kematian datang # Dan tiada aku shalat dan puasa, kecuali hanya ibadah yang wajibkan."
Bab Ketiga
ظَلَمْتُ سُنّةَ مَنْ أَحْيَا الظَّلَامَ
إِلىٰ ۞ أَنِ اشْتَكَتْ قَدَمَاهُ الضّرّ مِنْ وَرَمِ
"Kutinggalkan sunna nabi, yang selalu beribadah menghidupkan gulita malam # Hingga telapak kaki sakit, membengkak karena ibadah malam"
وَشَدّ مِنْ سَغَبٍ أَحْشَاءَهُ
وَطَوٰى ۞ تَحْتَ
الْحِجَارَةِ كَشْحًا مُتْرَفَ الَدَمِ
"Nabi yang begitu hebat, menahan nafsu dan lapar # Mengikatkan batu halus pada perut, karena begitu zuhud kedunyaan"
وَرَاوَدَتْهُ الْجِبَالُ الشُّمّ
مِنْ ذَهَبٍ ۞ عَنْ نَفْسِهِ فَأَرَاهَا أَيَّمَا شَمَمِ
"Nabi yang ditawarkan gunun emas menjulang tinggi # Namun beliau tolak, dengan bangga perasaan hati"
وَأَكَّدَتْ زُهْدَهُ فِيْهَا
ضَرُورَتُهُ ۞ إِنَّ
الضَرُورَةَ لَا تَعْدُوْ عَلىَ الْعِصَمِ
"Sungguh menambah kezuhud-an nabi, butuh harta namun tidak menerimanya # Meskipun ketika butuh harta, tidaklah merusak nilai kesuciannya"
فَكَيْفَ تَدْعُوا إِلَي الدّنْــيـــا
ضَرُورَةُ مَنْ ۞ لَوْلَاهُ لَمْ تَخْرُجِ الدّنْيَا مِنَ
العَدَمِ
"Bagaimana mungkin nabi nan mulia tertarik kepada kemilau harta dunia # Andaisaja tanpa nabi Muhammad Saw, dunia takkan pernah ada"
مُحَمَّدٌ سَيّدُ الْكَوْنَيْنِ
وَالثَّقَلَيْـــــــ ۞ نِ وِالفَرِيقَيْنِ مِنْ عُرْبٍ وَمِنْ
عَجَمِ
"Dialah Nabi Muhammad Saw, sang penghulu seorang pemimpin baik di dunia dan akhirat # Juga pemimpin jin dan manusia, baik bangsa arab ataupun ajam "
نَبِيّنَا اْلآمِرُ النّاهِي فَلَا
أَحَدٌ ۞ أَبَرَّ فِيْ قَوْلِ لاَ مِنْهُ وَلاَ نَعَمِ
"Yaitu nabi kita Rosululloh Muhammad Saw, sang penganjur kebaikan dan pencegah kemungkaran # Tak seorangpun lebih baik daripada Rosululloh Saw, dalam berkata jangan kau lakukan dan ini sangat baik kau kerjakan"
هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ
تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأِهْوَالِ مُقْتَحِمِ
"Beliau kekasih Allah ta’ala, yang diharapkan oleh semua insan syafa’atnya # Dari tiap perkara yang menakutkan yang datang mencekam"
دَعَا إِليَ اللهِ
فَالْمُسْتَمْسِكُونَ بِهِ ۞ مُسْتَمْسِكُونَ بِحَبْلٍ غَيْرِ مُنْفَصِمِ
"Beliau mengajak menuju keridhaan Allah ta’ala, orang yang berpegang teguh padanya # Berarti ia berpegang pada tali tali yang pasti takkan putus"
فَاقَ النَّبِييْنَ فِي خَلْقٍ وَّفِيْ
خُلُقٍ ۞ وَلَمْ يُدَانُـــــــــوْهُ فِي عِلْمٍ وَلاَ
كَرَمِ
"Beliau melampaui para nabi-nabi terdahulu baik ketampanan ataupun akhlak budi pekerti # Mereka para nabi-nabi terdahulu takkan menyamai Rosululloh Saw, baik dalam ilmu atau kemulian-Nya"
وَكُلُّـــــهُمْ مِنْ رَسُولِ اللهِ
مُلْتَمِسٌ ۞ عرْفًا مِنَ البَحْرِ أَوْ رَشْفًا مِنَ الدِّيَمِ
"Semua para nabi-nabi terdahulu memohon dari diri Rosululloh Saw
Seciduk
lautan ilmunya dan setetes hujan kesantunannya"
وَوَاقِفُونَ لَدَيْـــــــــــــــــهِ
عِنْدَ حَدِّهِمِ ۞ مِنْ
نُقْطَةِ الْعِلْمِ أَوْ مِنْ شَكْلَةِ الَحِكَمِ
"Berdirilah mereka para nabi disisi Rosululloh pada puncak mereka
Mengharap
setitik ilmu dan sebaris tanda bunyi huruf dalam hikmah"
فَهْوَ الذِّيْ تَمَّ مَعْنَاهُ
وَصُـــــــوْرَتُهُ ۞ ثُمّ
اصْطَفَاهُ حَبِيـْـــــــــــــبًا بَــارِئُ النَّسَمِ
"Dialah nabi yang sempurna baik batin atau lahirnya
Kemudian
Rosululloh Saw, terpilih sebagai kekasih Allah ta’ala, pencipta manusia"
مُنَزَّهٌ عَنْ شَرِيكٍ فِيْ مَحَــــــاسِنِهِ ۞ فَجَوْهَرُ الْحُسْنِ فِيِهِ غَيْرُ
مُنْقَسِمِ
"Dia sang nabi yang suci dari persamaan dalam segala kebaikan
Inti
kebaikan pada diri nabi tak mungkin terbagi"
دَعْ مَاادّعَتْهُ النَّصَارٰى فِي
نَبِيّهِمِ ۞ وَاحْكُمْ بِمَا شِئْتَ مَدْحًا فِيْهِ
وَاحْتَكِمِ
"Tinggalkan tuduhan kaum nasrani, tuduhan yang dilontarkan kepada nabi-nabi mereka #Tetapkanlah untaian pujian kepada nabi pujian apapun yang engkau suka"
وَانْسُبْ إِلَي ذَاتِـــــــــــــهِ
مَا شِئْتَ مِنْ شَرَفٍ ۞ وَانْسُبْ
إِلىٰ قَدْرُهُ مَا شِئْتَ مِنْ عِظَمِ
"Nisbahkan kepada dzat nabi segala kemulian yang engkau kehendaki # Nisbahkan kepada martabat nabi segala keagungan yang engkau kehendaki"
فَإِنّ فَضْلَ رَسُـولِ الَّلهِ
لَيْسَ لَهُ ۞ حَدٌّ فَيُعْرِبَ عَنْهُ نَـــــــــــــــاطِقٌ
بِفَـــــمِ
"Karena keutamaan Rasulallah Saw, tiada tepi batasnya
Sehingga
mengurai mudah terasa, bagi lisan yang berkata"
لَوْ نَاسَبَتْ قَدْرَهُ أٰيَــــــــــاتُهُ
عِظَمًا ۞ أَحْيَا أسْمُهُ حِيَ يُدْعٰى دَارِسَ الرِّمَمِ
"Andaisaja keagungan mukjizat Rosululloh sama dengan ketinggian derajatnya # Maka dengan sebutan namanya dapat hidupkan orang yang telah hancur tulangnya"
لَمْ يَمْتَحِنَّا بِمَا تَعْيَا
الْعُقُـــوْلُ بِهِ ۞ حِرْصًا
عَلَيْنَا فَلَمْ نَرْتَـبْ وَلَمْ نَهِمْ
"Nabi tidaklah menguji kita dengan apa yang tak terjangkau akal manusia # Karena sangat cintanya kita peroleh cahaya hingga tiada ragu bimbang pada apa yang ia bawa"
أَعْيَا الوَرٰى فَهْمَ مَعْنَاهُ
فَلَيْسَ يُرٰى ۞ لِلْقُرْبِ وَالْبُعْدِ فِيـــــــهِ غَيْرَ
مُنْفَحِمِ
"Seluruh makhluk rapuh, tiada mampu memahami rahasia hakikat kenabian # Takkan melihat dari dekat atau jauh kecuali lemah tak berdaya berdiam diri"
كَالشّمْسِ تَظْهَرُ لِلْعَيْنَيْنِ مِنْ بُعُدٍ ۞ صَغِيــْــــــــــــةً وَتُكِلُّ الطّرْفَ مِنْ أَمَمِ
"Kenabian Rosululloh, bagaikan matahari dari jauh tampak kecil pada kedua mata # Padahal mata tiada akan mampu bila berdekatan dengannya"
وَكَيْفَ يُدْرِكُ فِي الدّنْيَا حَقِيقَتَهُ ۞ قَوْمٌ نِيَامٌ تَسَلّوْا عَنْهُ بِالْحُلُمِ
"Bagaimana diketahui hakikat nabi semasa dalam dunia
Sedangkan
mereka lega jumpa nabi walau dalam sekilas mimpi"
فَمَبْلَغُ الْعِلْمِ فِيْـــــــــــهِ
أَنّهُ بَشَرٌ ۞ وَأَنّهُ خَيْـــــــــــرُ خَلْقِ اللَّهِ
كُلِّهِمِ
"Puncak pengetahuan tentang rosululloh, bahwa sesungguhanya beliau adalah manusia # Dan sesungguhnya beliau sebaik-baik makhluk Alloh Swt, semua tanpa terkecuali"
وَكُلُّ أٰيٍ أَتَى الرُّسْلُ الْكِرَامُ
بِهَا ۞ فَإِنّمَا اتَّصَلَتْ مِنْ نُـــــــــوِرِهِ
بِهِمِ
"Semua ayat, mukjizat yang datang tiba dibawa para rasul mulia
Hanyalah
pancaran nur Rasulullah Saw, yaitu nur yang melekat pada para rosul"
فَإِنّهُ شَمْسُ فَضْلٍ هُمْ
كَوَاكِبُــــهَا ۞ يُظْهِرْنَ
أَنْوَارُهاَ لِلنَّـاسِ فِيْ الظُّلَمِ
"Maka sesungguhnya Rosululloh bagaikan mentari dalam keutamaan, sedangkan para nabi bagaikan bintang-bintang-nya
Bintang
pantulkan sinar sang surya kepada manusia dalam suasana gelap gulita"
حَتَّــــى إِذَا طَلَعَتْ في الْكَـــــــوْنِ
عَمَّ هُدَىً۞ لِلْعَالَمِيْــــــــنَ وَ أَحْيَتْ سَائِرَ
لْأُمَمِ
"Sehingga ketika memancarkan nurnya, memberi penerang hidayah
"Sehingga ketika memancarkan nurnya, memberi penerang hidayah
Hidayah bagi seluruh alam, dan
menghidupkan segala umat manusia"
أَكْرِمْ بِخَلْقِ نَبِيٍ زَانَهُ
خُلـُقٌ ۞ بِالْحُسْنِ مُشْتَمِلٍ بِالْبِشْرِ مُتَّسِمِ
"Alangkah mulia budipekerti Rosululloh, yang menghiasi kesempurnaan keanggunan-nya # Keindahan yang dimiliki paras wajahnya tampak berseri"
كَالزَّهْرِ فِيْ تَرَفٍ
وَالبَدْرِ فِي شَرَفٍ ۞ وَالبَحْرِ
فِي كَرَمٍ وَالدّهْرِ فِي هِمَمِ
"Keanggunannya laksana bunga, dan kemuliaannya bagaikan purnama # Kedermawanannya laksana samudera, cita-citanya bagai perjalanan masa"
كَأَنّه وَهُوَ فَرْدٌ مِنْ جَلَالَتِــــــــــــــــهِ ۞ فِي عَسْكِرٍ حِيَنَ تَلْقَــاهُ وَفِي
حَشَمِ
"Seakan-akan Rosululloh nabi yang berbeda dari nabi-nabi lainnya dari keagungannya # Di antara para pasukan dan pelayan kala kau jumpa karena dampak keagungannya"
كَأَنّمَا اللُّؤْلُؤُ الَكْنُـــــوْنُ
فِيْ صَدَفٍ ۞ مِنْ مَّعْدِنَيْ مَنْطِقٍ مِنْهُ وَمُبْتَسَمِ
"Rosululloh bagaikan mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dikeluarkan
dari dua pemikat yaitu ucapan dan senyumnya"
لَا طِيْبَ يَعْدِلُ تُرْبًا ضُمَّ
أَعْظُمَهُ ۞ طُوبَ لِمُنْتَشِقٍ مِنْهُ وَمُلْتَثِمِ
"Tiada
keharuman melebihi tanah buana, tanah yang mengubur jasadnya # Betapa
bahagia orang yang mencium dan mengecupnya."
Asal Usul Qosidah Burdah
4/
5
Oleh
Martiza Info